Pentingnya Mengkonsumsi Suplemen Untuk Daya Tahan Tubuh Selama Pandemi
COVID-19 adalah penyakit infeksi baru. Meski begitu, sudah cukup banyak studi yang meneliti peran sejumlah nutrisi tertentu untuk menjaga daya tahan tubuh dari risiko penularan penyakit infeksi akibat virus penyebab penyakit paru dan pernapasan.
Beberapa nutrisi yang paling sering disebut dan direkomendasikan untuk meningkatkan fungsi sistem imun tubuh adalah vitamin C, zinc/zink, dan ekstrak Echinacea purpurea. Ketiganya berperan sebagai imunomodulator, yaitu substansi dalam tubuh yang dapat mempengaruhi sistem imun, dengan menguatkan respon imun atau menekan imun agar tidak bereaksi berlebihan terhadap zat asing.
1. Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan yang perannya sudah sangat terkenal untuk menjaga daya tahan tubuh.Asupan vitamin C membantu memicu lebih banyak produksi sel darah putih yang dikenal sebagai limfosit (sel T) dan fagosit, kemudian juga mendorong keduanya bekerja lebih efektif melawan patogen penyebab infeksi.Vitamin C juga membantu tubuh menghasilkan antibodi penting yang mengikat dan menetralisir bakteri dan virus penyebab penyakit.
Selain itu, vitamin yang memiliki nama lain asam askorbat ini membantu melindungi sel darah putih dari kerusakan akibat radikal bebas yang dihasilkan saat tubuh melawan penyebab infeksi tersebut.Dengan kata lain, vitamin C memiliki peran kunci untuk menguatkan perlindungan serta respon tubuh terhadap stres dan infeksi. Vitamin C juga dilaporkan menguntungkan bagi proses pemulihan gejala flu umum (influenza) dan pneumonia.Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menyebutkan, pemberian vitamin C tambahan pada pasien pneumonia dapat mengurangi keparahan gejala, mengurangi kebutuhan rawat inap intensif di rumah sakit, sekaligus mempercepat waktu kesembuhan dari penyakit.
2. Ekstrak Echinacea purpurea
Echinacea purpurea adalah nama latin dari bunga purple coneflower yang termasuk dalam keluarga bunga daisy. Sejumlah studi klinis telah menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen dengan kandungan ekstrak echinacea dapat mencegah serta mempercepat penyembuhan pilek dan flu.Studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine melaporkan selain mencegah risiko sakit flu, konsumsi suplemen echinacea secara rutin dalam 4 bulan dapat mempersingkat durasi pilek saat flu dan kebutuhan minum obat flu.
Secara khusus, ekstrak echinacea juga menunjukkan efek maksimal pada pencegahan infeksi flu berulang.Menariknya lagi, ekstrak echinacea juga memiliki peran yang menguntungkan pada pencegahan risiko penularan dan pemulihan dari COVID-19. Berdasarkan hasil diskusi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), konsumsi suplemen Echinacea purpurea dapat dijadikan terapi preventif dengan menguatkan komponen sistem imun agar tubuh kita siap melawan virus.Suplemen yang mengandung Echinacea purpurea juga dapat dijadikan sebagai pengobatan pendamping pada pasien positif COVID-10 yang bergejala ringan dan tidak bergejala (OTG), tanpa memicu terjadinya badai sitokin.Badai sitokin adalah reaksi sistem imunitas yang berlebihan sehingga menyebabkan peradangan berbahaya.
3. Zink (zinc)
Zinc berfungsi untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit. Tubuh juga membutuhkan zinc untuk membuat protein dan DNA, materi genetik di semua sel, serta penting untuk menjaga fungsi indera perasa dan penciuman.
Merangkum wawancara Harvard School of Public Health dengan profesor bidang nutrisi dan epidemiologi, Dr. Wafaie Fawzi, konsumsi suplemen zink mampu mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga 35%, memperpendek durasi sakit flu sampai dua hari, dan mempercepat proses pemulihan saat sakit.Selain itu, asupan zinc dapat membantu penyerapan vitamin C menjadi lebih efektif. Menurut European Journal of Immunology, zinc berfungsi untuk mengaktifkan sel T (limfosit T) dalam tubuh. Sel T bekerja untuk mengendalikan respon imun dan menyerang sel yang membawa kuman penyakit.Oleh karena itu, kekurangan asupan zink telah dilaporkan dapat melemahkan respons perlawanan sistem imun terhadap infeksi.