Dampak Buruk Yang Terjadi Pada Kesehatan Anda Jika Rutin Mengonsumsi Bubble Tea

 

]Odoo • Image and Text

 

Bubble tea atau sering disebut ‘boba’ adalah teh kekinian yang kian marak di pasaran. Wajar saja, rasanya yang lezat dan manis, serta tampilannya yang menarik membuat banyak orang menyukai minuman ini. Tapi hati-hati, mengonsumsi bubble tea secara berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatanmu, lho.

 

Teh yang merupakan salah satu bahan dasar minuman ini bisa memberikan beragam manfaat bagi kesehatan tubuh, karena kaya akan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Namun, predikat serupa ternyata tidak bisa diberikan kepada bubble tea. Bubble tea bahkan tidak disarankan untuk dikonsumsi rutin. Apakah alasannya?

1.       Membutuhkan lebih banyak nutrisi

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Departemen Pertanian AS, terdapat beberapa asupan kalsium dari susu tambahan. Biasanya, bubble tea mengandung sedikit vitamin, nutrisi dan serat.

 

Sebuah studi dari American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan bahwa kalori yang kita dapatkan dari minuman kurang tidak sebanyak kalori yang dikonsumsi dari makanan. Sehingga untuk mendapatkan rasa kenyang, kita sering minum dengan berlebihan. Sehingga kita bisa minum lebih banyak dari yang seharusnya untuk mendapatkan rasa lapar.

 

2.       Menambah berat badan

Terlalu sering mengonsumsi bubble tea juga bisa menyebabkan naiknya berat badan. Sebuah studi dari Food Science & Nutrition menemukan bahwa teh susu 32 ons dengan tapioka boba memiliki 448 kalori dan 57 gram gula. Sedangkan kita disarankan untuk mengkonsumsi kurang dari 10 persen kalori perhari dari gula tambahan.

 

Sebuah penelitian dikutip dari Healthline, minuman manis tidak memiliki dampak besar pada hormon yang memicu rasa lapar dibandingkan makanan padat. Sehingga Anda mengonsumsi lebih banyak kalori karena Anda tidak merasa kenyang.

 

3.       Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2

Untuk menghindari terkenanya diabetes tipe 2, Anda dapat melakukan gaya hidup sehat termasuk diet dan olahraga. Anda juga disarankan untuk membatasi asupan gula tambahan antara delapan dan 11 sendok setiap hari.

 

Namun bila sering konsumsi bubble tea, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan lonjakan insulin yang dapat meningkatkan risiko diabetes atau memperburuk kontrol gula apabila Anda mengidap diabetes.

 

Berdasarkan sebuah studi, menunjukkan bahwa minuman manis bisa menjadi salah satu penyebab utama peningkatan risiko diabetes tipe dua. Studi ini juga mengklaim bahwa menambahkan satu porsi minuman manis ke diet Anda setiap harinya, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe dua.

 

4.       Merusak gigi

Memanjakan diri dengan menikmati bubble tea memang terasa menyenangkan. Namun, menurut dr. Keith Leong, dokter fifi dari United Dental Surgery, minuman manis seperti bubble tea dapat merusak kesehatan dan penampilan gigi Anda. Minuman ini dapat melarutkan gigi Anda, mengakibatkan erosi, gigi berlubang dan gigi sensitif.

 

Untuk meminimalkan potensi merusak gigi, Leong menyarankan agar seseorang dapat menghabiskan minuman manis seperti kopi dan bubble tea dalam waktu 30 menit.

 

5.       Mengalami sembelit

Mengonsumsi bubble tea dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kasus sembelit yang tidak nyaman. Dr. Lina Felipez, ahli gastroenterologist menjelaskan, meskipun bubble terbuat dari tapioka makanan bertepung yang sebagian besar terbuat dari karbohidrat juga bisa menyebabkan sembelit.

 

Dikutip dari The List, menurut health, bubble pada milk tea menggunakan guar gum sebagai bahan tambahan dalam pembuatannya. Sehingga dapat menyebabkan sembelit. Jika Anda ingin menghindari sembelit, disarankan untuk mengurangi konsumsi bubble milk tea Anda.

 

6.       Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung

Berdasarkan sebuah penelitian, terlalu sering konsumsi minuman manis dengan kandungan gula yang tinggi akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung bahkan meningkat akibat penyakit jantung.

 

Studi tersebut menemukan sebuah data di mana semakin banyak minuman manis yang dikonsumsi, maka semakin tinggi risiko kematian mereka. Seseorang yang mengonsumsi lebih dari dua atau lebih minuman manis per harinya, lebih mungkin meninggal karena terkena stroke atau penyakit jantung.