Bagaimana Cara Menjaga Keseimbangan Cairan Dalam Tubuh?

 

Odoo • Image and Text

 

Mencukupi kebutuhan cairan setiap hari penting untuk menjaga kesehatan. Dehidrasi menyebabkan nyeri kepala, lemas, kelemahan otot, dan sumber masalah lainnya. Berikut ini adalah tips menjaga kecukupan cairan tubuh:

 

1.       Pilih minuman yang berbasis air (air, jus, susu) setiap Anda makan, sekitar 1 – 2 gelas. Sebaiknya Anda minum sebanak 8 – 10 gelas per hari, dan tingkatkan 1 – 2 gelas lagi bila memiliki aktivitas fisik yang aktif.

2.       Minum air sebelum merasa haus. Ketika Anda merasa haus, artinya tubuh Anda sudah mengalami dehidrasi. Lihat warna pada urin Anda sebagai indikator kecukupan minum Anda. Urin yang baik bening dengan warna kuning pucat. Apabila urin Anda berwarna kuning gelap, Anda perlu meningkatkan asupan cairan Anda.

3.       Bila Anda minum minuman yang mengandung kafein (kopi, teh, soda), seling juga dengan minuman tidak berkafein. Minum berkafein dan alkohol merupakan diuretic, yang artinya dapat meningkatkan pengeluaran cairan dari dalam tubuh.

4.       Selalu bawa botol air. Cara ini merupakan cara yang baik untuk menjaga status hidrasi ketika Anda melakukan aktivitas di luar.

5.       Catat intake harian cairan Anda. Mencatat dan mengamati kembali catatan harian akan memotivasi Anda untuk pemenuhan cairan tubuh.

6.       Batasi konsumsi garam. Sebagian besar makanan siap saji mengandung garam yang tinggi, misalnya pada saus salad, saus sambal, dessert, dan soda, merupakan sumber natrium yang tinggi.

7.       Pemulihan setelah berolahraga. Gantikan elektrolit yang terbuang setelah berolahraga dengan makan makanan yang mengandung kalium dan natrium, misalnya pada papaya, kaldu, susu, acar, ubi, dan air kelapa.

 

 

Bagaimana Cara Menghitung Balance Cairan?

Adanya penyakit dapat mempengatuhi keseimbangan cairan. Misalnya masalah hipoperfusi dari organ vital dapat menyebabkan penurunan volume sirkulasi tubuh akibat dehidrasi. Contoh lainnya adalah pada respon tubuh terhadap inflamasi ketika mengalami trauma, kanker, ataupun sepsis.

Terjadi redistribusi di dalam tubuh sehingga tubuh memerlukan cairan pengganti. Sedangkan kelebihan cairan juga dapat terjadi akibat kerja jantung dan ginjal yang rusak, atau mengonsumsi cairan secara per oral dan intravena yang berlebihan.