APA ITU VIRUS COVID-19 VARIAN ALPHA, BETA, DAN DELTA?

 

Odoo • Image and Text

 

Mutasi dari virus corona terus muncul dan beberapa jenis dipercaya dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk dibandingkan aslinya. Hal ini menyebabkan pemerintah terus berusaha untuk mempercepat distribusi vaksin agar dapat menimbulkan imunitas kelompok atau herd immunity. Lalu, apa saja varian baru dari virus COVID-19 yang disebabkan oleh mutasi ini? Ketahui selengkapnya di sini!

1.       Virus COVID-19 Varian Alpha

Virus ini adalah varian yang awalnya terdeteksi di Inggris. Alpha memiliki nama lain, seperti varian Kent atau virus B117. Disebutkan jika virus ini setidaknya lebih mudah menular daripada jenis yang pertama kali terdeteksi di China. Pada Oktober silam, strain ini hanya terjadi pada 3 persen dari total kasus di Inggris, tetapi mencapai awal Februari, tercatat sebanyak 96 persen dari jumlah seluruhnya sehingga menimbulkan gelombang ketiga.

 

Selain itu, data juga menunjukkan jika virus COVID-19 ini sekitar 30–70 persen lebih mematikan dibandingkan yang lainnya. Meski begitu, suatu penelitian menunjukkan jika vaksin AstraZeneca memiliki tingkat efektivitas sebesar 70,4 persen melawan gejala COVID-19 dari varian baru ini. Untuk Pfizer, angkanya mencapai 89,5 persen yang terjadi paling tidak 14 hari setelah penerimaan dosis kedua.

 

2.       Virus COVID-19 Varian Beta

Strain beta ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada awal Oktober dan telah ditemukan di lebih dari 80 negara. Virus ini membawa mutasi yang disebut dengan E484K, yang dapat membantu penyakit ini menghindari sistem kekebalan. Jenis virus yang disebut juga dengan B1351 ini, disebut-sebut tidak bekerja dengan baik pada seseorang yang mendapatkan vaksin AstraZeneca, karena hanya memberikan perlindungan 10 persen terhadap gejala ringan hingga sedang.

 

 

3.       Virus COVID-19 Varian Delta

Varian ini ditemukan di India yang pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober, sehingga menyebabkan gelombang kedua yang awalnya telah surut. Jenis virus COVID-19 ini lebih menular dan mampu menghindari respons imun tubuh akibat mutasi yang terjadi. Bahkan, varian ini diperkirakan 40 persen lebih menular dibandingkan jenis Alpha serta strain aslinya.

 

Disebut-sebut juga jika vaksin kurang efektif untuk melawan varian delta ini. Bahkan, penilaian risiko terbaru menyebut jika ada tingkat ketidakpastian yang tinggi tentang efektivitas AstraZeneca terhadap strain ini meski telah mendapatkan dua dosis. Seseorang yang terinfeksi virus COVID-19 jenis delta lebih berisiko mendapatkan perawatan di rumah sakit dibandingkan jenis Alpha. Maka dari itu, strain ini disebut-sebut yang paling buruk dari semua jenis yang ada.

 

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan tentang segala dampak yang dapat disebabkan oleh varian virus COVID-19 ini, dokter dari Halodoc siap membantu untuk menjelaskannya. Dengan download aplikasi Halodoc, beberapa fitur untuk berdiskusi dengan ahli medis, seperti Chat atau Voice/Video Call, dapat kamu manfaatkan. Maka dari itu, unduh sekarang juga!

 

 

Itulah penjelasan tentang virus COVID-19 varian Alpha, Beta, dan Delta. Mungkin saja beberapa varian ini tetap dapat menyerang seseorang yang telah mendapatkan vaksin, tetapi masih lebih baik dibandingkan tidak ada perlindungan sama sekali. Pastikan juga untuk selalu memperhatikan Protokol Kesehatan (prokes) untuk meminimalisir risiko tertular semua varian ini.